UNIKAMA – Di hari pertama kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2021/2022, Mahasiswa Baru (Maba) diberikan materi-materi guna mendukung mereka dalam beradaptasi di lingkungan kampus. Pemateri pertama dari Dr. Wahyudi, S.H., M.H selaku LKBH (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum) PGRI Pusat yang memberikan materi tentang pembentukan karakter mahasiswa yang menghargai kemanusiaan dan membangun kesehatan mental mahasiswa.
“Bicara soal ilmu, sebelum ilmu itu masuk ke dalam otak kita yang harus disiapkan pertama adalah mental, karakter kita. Kalau mental, karakter dan moral yang bagus maka ilmu yang kita terima akan terasa bermanfaat. Begitupun sebaliknya, kalau ilmu ada di wadah orang yang tidak bermoral, berkarakter dan tidak punya sikap atau mental yang buruk ilmu itu akan disalahgunakan,” tuturnya.
Karakter dan mental yang kuat sangat erat kaitannya dengan kebangsaan dan kemanusiaan. Kalau seseorang memiliki ilmu dan beragama, maka tidak akan terjadi seperti sekarang ini yang saling mengolok-olok agama lain. Inilah yang harus dibentuk mulai awal kecakapan karakter dan nilai moral didalam diri masing-masing.
“Mahasiswa harus bisa memiliki moral dan karakter yang kuat agar dapat menghargai agama lain, suku bangsa dan perbedaan-perbedaan lainnya. Kekuatan mental itu menunjukkan bahwa dirinya tidak memiliki kepentingan pribadi tetapi mengutamakan kepentingan banyak orang. Membangun karakter kemanusiaan seperti ini tidaklah mudah, harus dilakukan secara terus menerus dengan membangun iklim akademik yang sehat,” paparnya.
Memulai pembentukan karakter ini sangatlah mudah, pertama jangan suka mencela kekurangan diri sendiri. Hal ini akan memunculkan sikap tidak percaya diri dan tidak memiliki mental yang bagus. Kedua, jangan mudah mencari kelemahan orang lain. Kalau mahasiswa ingin bertanding atau berkompetisi lawanlah kelebihan orang, lawanlah hinaan dan cacian orang dengan prestasi. Ketiga, mahasiswa harus yakin bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kemampuan.
Sedangkan pemateri kedua disampaikan oleh Brigjen TNI Jubei Levianto yang menjabat sebagai Direktur Bela Negara. Beliau berkesempatan membagi ilmunya tentang bela negara yang harus dilakukan oleh mahasiswa.
“Ada tiga hal yang harus dibela yaitu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Negara harus dibela, dan kita sebagai warga negara memiliki kewajiban membela, termasuk mahasiswa. Bela Negara sendiri ada sikap, tekad, perilaku serta tindakan warga negara baik secara perorangan maupun kolektif yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang melindungi bangsa dari segala macam ancaman, ” terangnya.
Bela negara bukanlah wajib militer tetapi hak dan kewajiban dari semua warga negara. Tak terkecuali mahasiswa, bela negara tidak selalu mengangkat senjata melainkan bisa dilakukan melalui karya.
Mahasiswa diharapkan melakukan hal terbaik untuk Indonesia dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki. Bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai agen perubahan dalam kesadaran bela negara di lingkungan kampus, sebagai rule model dalam aksi nyata bela negara, menggunakan teknologi informasi secara cerdas untuk hal positif, kreatif dan inovatif dalam membangun kompetensi diri, dan no hoax, saring sebelum sharing.
Sedangkan untuk pemateri ketiga, merupakan Kepala dari Badan Penanggulangan Nasional Terorisme (BPNT) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. Ia memberikan sedikit wawasan mengenai pencegahan dan penanggulangan intoleransi, radikalisme dan terorisme.
“Radikalisme di Indonesia cenderung mengalami penurunan dari tahun 2017 sebesar 55,2 persen dan menjadi 12 persen di tahun 2020 kategori sangat rendah. Tetapi kita harus selalu waspada karena masih banyak penyebaran paham radikalisme yang disebarkan secara online. Karena kalau sudah bergabung dalam kelompok-kelompok tersebut akan sulit untuk keluar. Maka dari itu, kita semua harus terus berupaya bersama-sama karena kejahatan radikal dan terorisme sangat merugikan bangsa kita baik secara material dan finansial,” terangnya.
Masyarakat harus terus mewaspadai itu semua, karena ideologi terorisme sangat bertentangan dengan ideologi negara kita. BPNT akan terus mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mewujudkan tujuan Nasional.
“Saya ingin berpesan kepada mahasiswa, jika ada tawaran apapun kalau itu bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia, bertentangan dengan nilai-nilai yang kita ikuti dan dapat merusak karakter bangsa harus dengan tegas kalian tolak. Pastinya mereka memiliki agenda-agenda tersendiri, bahkan agenda itu adalah kekerasan untuk perbuatan teror,” tambahnya.
Dengan penguatan nilai-nilai kebangsaan ia berharap generasi muda termasuk generasi Z dan juga millenial dapat memahami tentang bangsanya sendiri. Kalau sampai tidak menyadari tentang bangsanya sendiri maka, ini adalah sesuatu yang membahayakan.
Selain pemateri – pemateri dari tokoh-tokoh yang di hadirkan dalam acara PKKMB tersebut, hari ini juga ada pemateri dari lingkungan Unikama yaitu Direktur Program Pascasarjana Dr. I Wayan Legawe, M.Pd yang memberikan pembinaan gerakan Nasional revolusi mental: Indonesia melayani, bersih, tertib, mandiri, dan bersatu, melalui nilai-nilai gotong royong, etos kerja dan integritas.
Dilanjutkan dengan pemaparan dari Wakil Rektor (Warek) I bidang akademik, kemahasiswaan dan perencanaan Drs. Choirul Huda, M.Si yang menjelaskan tentang sistem pendidikan tinggi di Indonesia (Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, Perguruan tinggi di era revolusi industri 4.0 dan kehidupan baru pasca pandemi/new normal). Hal ini disampaikan agar mahasiswa dapat memahami proses pendidikan saat ini yang diterapkan di Unikama di era new normal. Ia juga menjelaskan terkait kebijakan-kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini sedang diimplementasikan di Unikama.
Mahasiswa juga di berikan pengetahuan tentang sistem tata kelola perguruan tinggi dan keuangan di Unikama oleh Dr. Ir. Henny Leondro, S.Pt., MP selaku Warek 2 bidang sumber daya, kerjasama, dan infokom yang di wakili oleh ibu Dr. Ninik Indawati, M. Pd.